Jagal Jombang Ryan, produk gagal masyarakat yang amburadul ??

Jagal Jombang benar-benar menyita perhatian publik. Hampir semua media cetak dan elektronik bahkan internet meliput pemberitaan Ryan, pembunuh berdarah dingin dari Jombang. Berbagai telaahan dan kajian di sejumlah media melengkapi liputan tentang psikopat yang satu ini. Ada yang membahas dari segi psikologi, psikiatri, kriminologi, masalah sosiologi, dan religi. Salah satu media Surabaya secara jenaka menggambarkan Jombang sebagai tempat wisata kriminal. Pada hari libur Rabu kemarin, dimuat karikatur yang menanyakan tujuan wisata. Seorang mengatakan ia pergi ke Bandung unuk wisata belanja, yang satu lagi mengatakan pergi ke Yogya untuk wisata budaya, dan yang terakhir mengatakan pergi ke Jombang untuk wisata kriminal…

Ryan memang telah menyedot perhatian selama dua pekan ini. Koran laris manis, TV dapat berita eksklusif, Humas Polda Jawa Timur tiap hari muncul di berbagai stasiun TV menjelaskan perkembangan pembunuhan berantai. Hasil pemeriksaan psikiatri dan psikolog yang dilakukan tim ahli polisi membuktikan bahwa Ryan melakukan pembunuhan secara sadar dan dia mengerti betul akibat dari pembantaian yang ia lakukan. Meski begitu, Ryan bisa dengan tenang dan dengan wajah dingin menunjukkan lokasi tempat ia menguburkan korban-korbannya. Tak terlihat wajah penyesalan ataupun rasa ketakutan pada dirinya, seolah tak ada rasa bersalah. Ia seolah memperlihatkan, bahwa kejadian itu adalah kejadian biasa sehari-hari.

Dari pemberitaan majalah Tempo yang mewawancarai Ryan, dia dikabarkan sempat menangis manakala ditanya tentang pembunuhan yang ia lakukan. Tapi tangisannya, hanyalah suara keputus asaan, tidak ada air mata, yang terlihat hanya kebingungan. Kemungkinan besar ia hanya bersandiwara, berpura-pura kepada wartawan dan kepada polisi yang memeriksanya. Menurut polisi, Ryan mencoba mengelabui polisi dengan memberikan kesan seolah-olah ia sakit jiwa. Tetapi test dan pemeriksaan yag dilakukan ahli menunjukkan bahwa Ryan tidak mengalami gangguan jiwa yang berarti. (Menurut Sigmund Freud, semua orang memiliki sakit jiwa dalam berbagai tingkatan). Itulah sebabnya polisi berkesimpulan bahwa Ryan melakukan pembunuhan secara sadar.

Kalaulah Ryan benar-benar tidak mengalami gangguan kejiwaan, menjadi pertanyaan besar, bagaimana Ryan bisa mempunyai rasa tanpa ragu membunuh orang secara berantai. Alasan ekonomi, tidak punya uang, lalu ia membunuh untuk mengambil harta korban, masih juga sulit diterima. Apalagi itu dilakukan secara berantai dan dalam waktu yang relatif tidak telalu lama. Ini sungguh suatu kejadian yang sulit difahami akal sehat. Sedemikian gampangkah ia menghabisi nyawa orang lain, yang nota bene dia kenal dengan baik hanya untuk mendapatkan harta yang nilainya sekitar jutaan rupiah saja?.

Menurut penuturan beberapa kenalannya di Jombang, Ryan sering membual, seolah-olah ia adalah orang yang sukses di Jakarta. Konon ketika pulang ke Jombang, ia mengarang cerita bahwa ia sedang main sinetron. Ryan, mungkin pemimpi disiang bolong. Ia seolah bermimpi menjadi orang kaya mendadak yang kehidupannya bergelimang uang. Mungkin ia terlalu banyak menonton sinetron yang menggambarkan orang yang tiba-tiba menjadi selebritis kaya tanpa harus susah payah bekerja. Padahal cerita sinetron hanyalah mimpi yang jauh dari kenyataan. Ryan tidak bisa lagi membedakan antara mimpi sinetron dengan dunia nyata yang sesungguhnya. Agaknya inilah salah satu penyebab mengapa Ryan nekat membunuh untuk mendapatkan uang untuk melakonkan mimpi-mimpinya.

Berbagai hal bisa menjadi pendorong kenekatan Ryan. Banyak teori bisa dikemukakan untuk mencermati perilakunya yang aneh. Seandainya Ryan memang pemimpi yang malas dan mau enak sendiri. Dan untuk mendapatkan harta, ia lantas membunuh orang-orang disekitarnya. Mungkin Ryan adalah produk sistem masyarakat yang sudah sakit parah. Apakah Ryan merupakan hasil dari tatanan masyarakat yang sudah amburadul. Para ahli sosiologi dan kemasyarakatan perlu menjelaskan hal ini secara tuntas. Bagaimana memperbaiki kondisi yang seperti itu, wallahualam…

16 thoughts on “Jagal Jombang Ryan, produk gagal masyarakat yang amburadul ??

  1. Ahhh tyu semua brita boong.eke bilang ya.kalo yang d penjara utyu,saudara kembar eke.si Ryun.jadi,,loe-loe jgn comment jelek2 ma eke ya.ntar tak sodomi..tau rasa loh.dobol udah tu anus….

    Like

  2. Knp sih eke bgt dibenci? Eke kan gak sengaja nyelakain mereka semua… Tapi bodo amat ah, kata pak polisi eke bkl bebas, krn eke emang gak sadar lakuin ini semua. Dan stlh eke bebas, eke mau rajin mengaji, sholat, puasa, dan eke berniat bergabung dgn FPI. Gmn menurut teman2 semua?

    Like

  3. Kenapa sih eke bgt Dibenci? Eke kan gak sengaja mencelakai mereka? Eke kan pengen jg punya temen banyak, punya suami yg baik dan bertanggung jawab. Please deh, jgn komen yg jelek2 ma eke. Eke kan MANUSIA jg. Bentar lg eke BEBAS, Soalnya kt bpk n ibu Psikiater eke tuh gak sadar ngelakuin ini semua. Jgn benci Ryan, yah? Save my Kiss for all of u…

    Like

  4. teori yang bagus untuk dibahas lebih lanjut
    sepertinya si penulis blog bisa menjadi psiko-sosiolog …
    betul nggak ?

    bahasannya lumayan mantap ….
    pendapat pribadi niy ?

    lanjut

    Like

  5. Wahai kalian kaum LELAKI, dan kaum Hawa yg slalu MENGHUJAT ku, sadarlah! Tidakkah anda liat semua begitu TAMPAN nya wajah saya? Begitu BUTA-kah Mata HATI kalian semua? Janganlah MUNAFIK! Heri Santoso itu udah punya ANAK BINI tapi masih jg Nyodok BO’OL Legit saya! Udahlah jgn MALU-2! Jenguk saya di tahanan POLDA. Saya hbs Tur dr Jombang ktm ortu dan Fans 2 saya dan aQ dah nyampe Jakarta lg. Ku tahu kalian semua meRINDUkan aQ.. I luv all, guyz.. Salam Cinta, MmmmmuuuuAAAccHHH!!

    Like

  6. inilah warna-warni dunia. Mungkin kita berpikir kog bisa ada orang yang seperti itu? tapi inilah dunia, ada hitam ada putih. Dunia yang sangat bersih tanpa ada kejahatan hanyalah Surga. Sangat susah untuk mengetahui bagaimana perasaan Ryan, tapi kalau sesama psikopat mungkin bisa saling mengerti, hehehehe 😀

    Like

Leave a comment