Sepeda motor “monster jalan raya” yang semakin ganas

Menjelang liburan lebaran ini, salah satu ATPM sepeda motor akan melakukan “mudik bersama” dengan mengendarai sepeda motor dari Surabaya dengan tujuan akhir Yogyakarta. Promosi kegiatan itu sudah sangat gencar dilakukan. Selain menjanjikan hadiah-hadiah, para peserta akan diberi BBM gratis, pengawalan perjalanan oleh polisi dan sejumlah fasilitas lainnya. Kalau diperhatikan sepintas, kegiatan ini seolah cerminan kepedulian terhadap pengendara sepeda motor. Tapi sesungguhnya bahaya besar mengancam dengan promosi seperti itu.

Walau bagaimanapun, sepeda motor bukanlah moda angkutan jarak jauh. Mengendarai sepeda motor dari Surabaya ke Yogyakarta akan menantang resiko kecelakaan. Sepertinya polisi “terpaksa” ikut program mudik bersama sepeda motor. Ketimbang tidak dikawal sama sekali, akan lebih berbahaya. Maka “terpaksa” dikawal untuk mengurangi resiko kecelakaan.

Meski demikian, pengawalan polisi untuk mudik bersama sepeda motor untuk jarak jauh, seolah menjadi legitimasi bahwa sepeda motor adalah moda angkutan jarak jauh.  Dengan secara resmi polisi mendampingi “pemotor” dalam perjalanan jarak jauh itu, seolah resmilah bahwa sepeda motor adalah alat angkut jarak jauh. Dilema ini tentulah patut dicermati untuk dicarikan solusi pengelolaan sepeda motor di Indonesia.

Pertumbuhan pemakaian sepeda motor yang sangat luar biasa, sudah sangat mengkhawatirkan dan sangat membahayakan. Angka kecelakaan lalu lintas terutama pada sepeda motor terus meningkat.  Maka ketika kegiatan “mudik bersama sepeda motor” dilegalkan, upaya produsen sepeda motor akan semakin menjadi-jadi untuk meningkatkan produksinya. Para produsen sepeda motor terus menggenjot produksi dan penjualan. Sehingga, kota-kota seolah dirubungi oleh “lebah” sepeda motor. Sementara itu rancang bangun sepeda motor terhadap keamanan pengendara, kelihatannya kurang mendapat perhatian. Maka resiko kecelakaan juga meningkat tajam.

Bila tidak ada kebijakan yang signifikan dibidang indusri sepeda motor, maka angka kecelakaan lalu lintas khususnya sepeda motor akan semakin menggila. Nyawa melayang dijalanan akan semakin tinggi. Jumlah orang tua yang kehilangan anak, istri kehilangan suami, anak kehilangan ayah akan semakin membengkak. Sejak mulai menuliskan postingan ini hingga selesai, yang kurang dari 15 menit, entah berapa nyawa sudah melayang akibat kecelakaan sepeda motor.

Membiarkan pertumbuhan sepeda motor, seolah memelihara “anak macan”. Semakin lama anak macan menjadi semakin besar, dan pada suatu saat pemelihara tidak mampu lagi mengendalikan, dan kemudian saatnya “anak macan” akan memangsa pemeliharanya. Sepeda motor bertumbuh sangat cepat menjadi “monster jalan raya”. Pemerintah seharusnya segera mengambil langkah-langkah strategis untuk menghambat “monster” ini tidak semakin besar dan semakin ganas.

2 thoughts on “Sepeda motor “monster jalan raya” yang semakin ganas

  1. sangat setuju. setiap tahun di indonesia kematian akibat kecelakaan jalan raya mancapai sekitar 8000 nyawa (yang tercatat) belum lagi kalo kita bicara dunia.

    padahal kalo kita bandingkan tragedi nuklir seolah monster hanya seper sekian karena tragedi cernobil ternyata hanya memakan 19 korban jiwa dan sudah bersekala international.

    makanya saya setuju perlu pengaturan yang lebih jelas termasuk syarat-syarat mendapatkan sim dan syarat syarat lain agar bisa mereduksi hilangnya nyawa.

    Like

  2. Agree…!!.
    Para pengendara sepeda motor tsb, juga menjadi arogan. Bahkan sangat arogan. Kalau mereka lagi konvoi, mereka berani menyuruh minggir pengguna jalan lain, termsuk mobil, untuk meinggir, karena rombongan mereka mau lewat.
    Emangnyanya, neneknya yg punya jalan….?

    Like

Leave a comment