BREAKING wawancara eksklusif TV One dengan Sintong Panjaitan

TV One berperilaku aneh. Ditengah wawancara ekslusif dengan Letjen (Purn) Sintong Panjaitan pada “Kabar Petang” TV One, tiba-tiba wawancara di”BREAK” tanpa penjelasan apapun. Bahkan kedua “anchor”, Muhammad Rizky dan Rahma Sarita, tidak mengatakan kalimat penutup apapun pada wawancara tersebut. Yang ada,ditengah penjelasan yang mulai mendetail dari Sintong Panjaitan, tiba-tiba anchor memotong wawancara dengan sejumlah iklan. Setelah itu, tak ada lagi penjelasan apapun tentang wawancara eksklusif itu, TV One beralih pada berita-berita lainnya.

TV One, sebagai stasiun televisi mencoba membuat wawancara eksklusif. TV One menghadirkan narasumber Letjen (Purn) Sintong Panjaitan, yang berencana menerbitkan buku pada 11 Maret 2009. Isi buku itu nampaknya mengungkap sebagian dari perjalanan “karir” Sintong Panjaitan, terutama pada saat-saat penting di Indonesia dimana Sintong Panjaitan ikut berperan menjadi bagian sejarah Indonesia.

Kedua anchor TV One, Muhammad Rizky dan Rahma Sarita berusaha “memancing” Sintong untuk menceritakan peristiwa-peristiwa penting yang dialaminya dalam terutama kasus “pencopotan” Sintong sebagai Pangdam Udayana karena kasus “Santa Cruz”, Dilli tahun 1991. Namun Sintong, tidak mau menjawab dengan langsung. Kedua anchor juga menanyakan peristiwa “pertemuan” antara Presiden Habibie dengan Letjen Prabowo di Istana pada tahun 1998. Sintong Panjaitan juga tidak mau menjelaskan kejadian itu, kecuali mengatakan bahwa penjelasan tersebut ada dalam buku “memoar‘ Sintong Panjaitan.

Sebagaimana diketahui, semasa menjalani karir militernya, Sintong Panjaitan, adalah “Rising Star”, sampai ia menjabat Pangdam Udayana dengan pangkat Mayor Jenderal, pada usia yang relatif masih muda. Wilayah kerja Kodam Udayana pada waktu itu, termasuk Timor Timur. Karir militer Sintong dimulai secara gemilang sejak di akademi militer, lulus dengan predikat terbaik, karirnya memang termasuk ecellent. Salah satu prestasi
gemilang Sintong Panjaitan adalah ketika ia sukses memimpin operasi pembebasan pembajakan pesawat Garuda, Woyla di bandara Don Muang, Bangkok.

Masih banyak prestasi cemerlang Sintong Panjaitan lainnya selama ia menjadi militer. Ketika ia menjadi Pangdam, banyak pihak yang sudah memperkirakan bahwa suatu saat Sintong panjaitan akan menjadi pimpinan TNI.

Akan tetapi ketika menjabat Pangdam Udayana itulah Sintong Panjaitan “digergaji” dengan peristiwa Santa Cruz Dilli, Timor Timur, tahun 1991. Pada peristiwa Santa Cruz, terjadi penembakan terhadap pendemo di Dilli pada waktu itu. Pada waktu itu ada suatu “kesatuan tak dikenal” yang membuat onar dan menembaki orang yang sedang demo. “Pasukan tak dikenal” itu diluar kendali Kodam Udayana, dan nampaknya “pasukan tak dikenal” itulah yang telah di setting untuk menjebak Kodam Udayana, dimana Sintong Panjaitan menjadi Panglima. Akibat dari kejadian Santa Cruz, sebagai Panglima, Sintong langsung dicopot, dan dianggap bertanggung jawab atas insiden Santa Cruz. Setelah pencopotan jabatan Pandam, kemudian karir militer Sintong Panjaitan pun tamat.

Sebagaimana penuturan Sintong Panjaitan pada wawancara di TV One, ketika acara pencopotannya, hampir semua petinggi TNI hadir. Kehadiran petinggi TNI itu menurut Sintong, merupakan apresiasi terhadap dirinya, mereka ikut bersimpati dan prihatin atas kejadian yang menimpa Sintong Panjaitan. Orang yang juga bersimpati pada Sintong Panjaitan, adalah Gubernur Timtim pada waktu itu Carascalao dan Uskup Belo, kedua orang tersebut sampai datang menemui Sintong di Denpasar untuk menyampaikan “penghargaan khusus”, atas jasanya selama menjabat Pangdam dengan wilayah Timtim.

Sebagai “penempatan dan pengendalian”, Sintong Panjaitan “ditugaskan” sebagai asisten BJ Habibie ketika Habibie menjadi Menteri. Sewaktu Habibie menjabat sebagai Wakil Presiden, Sintong Panjaitan pun, masih dipercaya sebagai asisten. Ketika Soeharto lengser dan menaikkan Habibie menjadi Presiden, pada masa-masa itupun Sintong Panjaitan masih mendampingi Habibie. Pada peristiwa Letjen Prabowo Subianto, yang kala itu baru saja “dipecat” sebagai Pangkostrad, oleh Presiden Habibie, Sintonglah orang yang sangat mengetahui kejadian disekitar kegiatan Habibie.

Termasuk ketika Prabowo “menghadap” habibie, kala itulah Sintong panjaitan, memaksa Prabowo untuk meninggalkan senjatanya sebelum bertemu Habibie. Sebagaimana diketahui, banyak rumor berseliweran di sekitar istana, terkait peristiwa bulan Mei 1998.

Setelah berkali-kali Rahma Sarita dan Muhammad Rizky, anchor TV One, memancing Sintong Panjaitan untuk menceritakan kejadian sekitar bulan Mei 1998 di istana, Sintong akhirnya mulai menjelaskan rangkaian kejadian pada waktu itu. Tapi tiba-tiba Muhammad Rizky “memotong” (mem-“BREAK“) penjelasan Sintong Panjaitan dengan iklan. Setelah beberapa iklan, tak ada lagi kalimat dari kedua anchor TV One yang menjelaskan wawancara, bahkan “kalimat penutup” tentang wawancara dengan Sintong Panjaitan, tidak ada. Padahal penjelasan Sintong sedang “dipuncak klimaks“. Sampai TV One mengakiri acara berita “Kabar Petang” berakhir jam 19.00, tak ada penjelasan apapun tentang “breaking” wawancara itu.

Ada apa dengan TV One, mengapa wawancara ekslklusif dengan Sintong Panjaitan tiba-tiba dihentikan tanpa penjelasan. Karena pada saat itu Sintong tampaknya akan mengungkap fakta-fakta penting yang bisa membuat beberapa pihak akan “kelabakan“. Penjelasan Sintong mungkin bisa dianggap membahayakan kepentingan pihak tertentu. Apakah ada pihak-pihak yang tiba-tiba “memaksa” TV One menghentikan acara itu. Hanya TV One yang bisa menjawabnya.

Akan tetapi apapun yang menyebabkan TV One menghentikan wawancara itu secara mendadak dan tanpa penjelasan, nampaknya “kebebasan” media belum bisa didapatkan. TV One tentu dapat menjelaskan hal itu secara terbuka, agar publik tidak bertanya-tanya. Sedemikian berbahayakan penjelasan Sintong Panjaitan, sehingga harus dipotong ??. Padahal Sintong menjelaskan itu adalah karena pertanyaan kedua anchor Rahma Sarita dan Muhammad Rizky dari TV One.

54 thoughts on “BREAKING wawancara eksklusif TV One dengan Sintong Panjaitan

  1. wah…., republik ini memang terkenal dengan intriknya. Denger-denger, pentolan 1998 mw nyalon RI 1 ya. Kudu waspada nich.

    Like

  2. Buku itu telah saya baca, pokok pikiran yang dikembangkan positif jika ada mengartikan maslah agama berarti yang mengaritkannya yang salah, dan Pak Sintongpun tidak pernah menyesali Dia terlahir digolongan minoritas, dan biasalah dalam permainan catur politik akan menggunakan strategi yang paling ampuh untuk menskakmat lawan. terlepas caranya fair atau tidak yang penting lawan kalah itulah tiori yang dikembangkan di bangsa kita bukan fairnes.

    Like

  3. kalau saya perjalanan karier bpk letjen purn sintong panajaitan,cukup bagus,mudah putra2 batak akan meniru sepak terjang bpk,kalau analisa saya kasus santa itu ulah oknum,bukan cuman kesalahan,,,sukses terus…

    Like

  4. Wah.itu kan supaya pemirsa tv one penasaran dgn buku yg diluncurkan.maka bukunya laris manis.maklum namanya juga iklan..

    Like

  5. @kurni; loe tu klo ngomong diatur dong..!!! agama loe bawa2 segala. gwe curiga klo loe tu provokator..mencari kesempatan dalam kesempitan. mo ngaco ya..??!! hari gini mo memecah belah masyarakat ? DASAR PROVOKATOR !!! bikin rusuh aja loe..!

    Like

  6. saya juga lihat acara itu dalam pemikiran saya ada kejadian apa distudio itu kok langsung di cut,apakah ada intervensi disana yang masuk ke studio ?. Pihak-pihak yang kurang senang / merasa dirugikan. Semoga Tidak…. Wasalam

    Like

  7. Letnan Jenderal (Purn) Sintong Hamonangan Panjaitan. Seorang perwira yang sangat menonjol. Sayang sekali, intrik di tubuh TNI mengahmbat karier militernya. semoga sehat terus pak. Bukunya bagus sekali untuk dibaca oleh generasi mudan khususnya juga generasi muda TNI.

    Horas…

    Like

  8. wuah posting yg menarik nih ttg jenderal sintong panjaitan
    namun demikian ada satu paragraf yg cukup menarik perhatian saya yaitu
    “Salah satu prestasi
    gemilang Sintong Panjaitan adalah ketika ia sukses memimpin operasi pembebasan pembajakan pesawat Garuda, Woyla di bandara Don Muang, Bangkok”

    sampai saat ini pun masih belum jelas kebenaran dibalik kejadian pembajakan tsb.

    apakah operasi tsb benar-benar dilakukan oleh orang2 yg membajak tsb atau si pembajak2 tsb hanya pion yg tanpa sadar telah dikendalikan oleh “mastermind “

    Like

Leave a comment