Hamu anakkon hu, tampuk ni pusu-pusu ki….

Saya tidak tau siapa pencipta dan yang mempopulerkan lagu itu. Sebelumnya, sudah beberapa kali saya mendengar lagu itu dinyanyikan oleh teman dan kerabat, tapi ketika itu, saya tidak tau lirik lagunya secara keseluruhan. Ketika ibu menyanyikan lagu itu, untuk beberapa saat saya terpaku, terdiam, tak mampu bereaksi.

Di usianya yang sudah 76 tahun, ibu memilih menyanyikan lagu itu untuk kami anak-cucunya, pada saat kami sama-sama melakukan ibadah syukur ulang tahunnya. Saya tidak tau persis mengapa ia memilih lagu itu. Alasan ia memilih lagu itu memang tidak penting. Syair lagunya benar-benar mengingatkan saya dan anak-anak ibu yang lain, agar dimasa tuanya ia tetap diperhatikan dan dicintai oleh anak cucunya.

Saya yakin bahwa ibu tau, kami menyayangi dia, meski sebagian besar anak dan cucunya tinggal berjauhan dari dia. Sehari-harinya kami tak bisa menemaninya, jarak dan tempat memisahkan. Ibu menyanyikan lagu itu dengan penuh penjiwaan, menikmati kata demi kata lagunya. Iringan keyboard organ seakan menambah semangatnya untuk menyanyi.

Perhatikanlah lirik lagu dibawah ini.

  • Hamu anakkon hu, tampuk ni pusu-pusu ki
    Pasabar ma amang, pasabar ma boru
    Laho pature-ture ahu
    Nunga matua au, jala si togu-togu on i,
    Sulangan mangan ahu, siparidion ahu
    Ala ni parsahiton hi
    Reff.:
    So marlapatan marende, margondang, marembas hamu
    Molo dung mate ahu
    So marlapatan nauli na denggan patupaon mu
    Molo dung mate ahu
    Uju di ngolungkon ma nian
    Tupa ma bahen angka na denggan
    Asa tarida sasude holong ni roha mi mar natua-tua i.

Terjemahan bebasnya ke Bahasa Indonesia, kira-kira seperti ini:

    1. Hai anakku, buah jantung hatiku,
      Bersabarlah amang, bersabar lah boru, untuk merawat aku
      Aku sudah tua, dan harus dituntun berjalan
      Aku harus di suapi makan dan dimandikan, karena penyakitku
      Reff.
      Tak ada artinya walau kamu menyanyi, menabuh gendang, atau menari
      Kalau aku sudah meninggal
      Tak ada artinya yang baik yang kamu lakukan
      Kalau aku sudah meninggal
      Semasa hidupku lah semestinya
      Kamu melakukan hal-hal yang baik
      Agar terlihat cinta dan kasihmu terhadap orang tuamu.

Lagu itu menjadi lebih mengingatkan saya, ketika Budiono Lee, seorang motivator mengaku bahwa ia mengalami perubahan hidup setelah mendapatkan sebuah puisi dari ayahnya. Puisi yang isinya kira-kira sama dengan isi lagu Anakkon hu.

Surga dibawah telapak kaki ibu, petuah yang sudah sering diucapkan. Betapa seorang ibu mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkan anaknya, melahirkan saya. Ibu, kami mencintai dan menyayangimu…..

Oo.. inang pangintubu…. holong mi do na pangolu hami...

7 thoughts on “Hamu anakkon hu, tampuk ni pusu-pusu ki….

  1. Toho do na nidok ni ende on, pas mai songon sipasingot tu angka pomparan ni natua-tua.
    Mauliate ma parjolo tu pencipta lagu on dohot tu na papulerhon, horas ma dihita.

    Lamsegar Sihombing

    Like

  2. Wah saya sangat kagum mendengar lagu ini saya jadi tambah sayang kepada Mama karena mendengar lagu ini. Dari makna lagu ini menandakan mama begitu sayang kepada Anaknya sehingga dia mengingatkan semua kepada anak-anaknya. Oh Tuhan Yesus berikan selalu kesehatan kepada Mama dan Ayah saya engkau jauhkan mereka dari mahara bahaya melalui kuasa mu Tuhan karena saya begitu sayang kepada mereka. Terimakasi Tuha saya ber Do’a mengucap syukur kepadamu Amin ..

    Like

  3. Hona do hata ni ende on tu realitas na di Huta amang uda. Ta bereng ma, sai un sangap do angka na tua-tua ta di huta dung marujung ngolu. Molo tingki di ngoluna, holan na mangallang gulamo do, alai molo dung saur matua, margondang, mambuat sigagat duhut dohot na asing nai. Suang songon i di udean na, ittor di bahen do tu batu na pir jala di panjonjong do tugu na. Hape di ngoluna, jabu ni natua-tua i na ditungkol-tungkol nama asa unang marumpak.
    Jadi toho si tutu do anggo andung2 ni natua-tua ta i amang uda. Tingki di ngoluna ma ta bahen sangap na tua-tua. Alana sahat tu ujung ni ngoluna pe tong do dipasangap angka dongan sahuta dohot sude na torop.

    Like

  4. saya sangat terkesan dengan kata-kata lagu ini, saya sangat mencintai ibu saya yang saat sedang sakit rawat jalan. Begitu banyak penderitaan dihadapannya kami 4 laki-laki tinggal 2 lagi yang masih hidup ia memikirkan anaknya sehingga ia menderita hipertensi, aku nggk tahu apa yang terjadi kepada keluarga kami. Semoga Tuhan melidunginya beserta semua keluarga. Amin.
    Ia selalu mengingatkan kami dengan lagu ini,…..Tuhan Berkatilah Keluarga Pomparan Op. Sara boru, ia seorang yang masih hidup belum sanggp kami Tuhan kalau ia meninggalkan kami, janganlah biarkan kami jauh darimu. amin

    Like

  5. lagu ini sangat dalam sekali dan penuh makna, selagi org tua masih hidup buatlah yg terbaik. Jgn setelah monding kuburan yg buat besar seklai, krn itu ga ada guna..

    Buat pak dompak pasaribu, tetaplah berdoa. Saya kagum sama ibu anda, semoga ibu anda bahagia bersama Tuhan Yesus dan merasakan perjamuan kudus yg mulia.. Amen 🙂

    Like

  6. Perasaaan saya sangat tersentuh membaca tulisan diatas. Baru tanggal 24 Pebruari 2010 saya ditinggalkan mama kami (inang na burju, na uli lagu) dengan tutup usia 76 tahun. Lima tahun mama kami tinggal bersama di rumah saya). Mama, saya, istri dan satu anak tinggal bersama penuh kenangan. Keluarga saya sulit untuk menerima kenyataan karena semuanya terasa tiba-tiba. Hingga saat ini Rumah sakit yang merawatnya belum memberikan penjelasan kepada kami apa yang menjadi kegagalan ,masih ada rencana untuk menanyakannya dengan baik-baik karena sebelumnya hasil lab, darah berjalan normal menurut dokter yang memeriksa.
    Dari segi usia memang sudah layak kami sykuri tetapi layakkah kami bertanya ke Rumah Sakit?
    Hal itu saya lakukan karena begitu saya (keluarga) mencintai mama.
    Semasa hidupnya mama kami senang mendengarkan lagu diatas, ada lagi lagu favoritnya : marsinggang ho inang di lage podoman mi,…,….
    Saat ini : tiada lagi mama yang berdoa pagi siang dan malam , tiada lagi mama yang mengantarkan kami berangkat kerja, menanti kami pulang, menanyakan kami saat diam,…banyak kenangan indah di rumah kami.
    Saya sungguh merasakan kekuatan DOA seorang ibu terlebih setelah ditinggal terlebih dahulu bapak kami. Luuaaaaar biasa,.. .
    Pesan buat saudara2 yang masih punya IBU , buatlah yang terbaik untuknya, walau tempat yang memisahkan,… tapi suaraMu dan Suara MAMA mu bisa selalu dekat saat ini. Terima kasih.

    Like

Leave a comment