Like daku, kau ku share

IMG_4854Rentang waktu 20 tahun bergabung di dunia internet membawa banyak jejak-jejak digital di sana-sini. Apalagi dengan kehadiran jejaring media sosial yang begitu beragam, maka jejak-jejak digital itu menyebar ke mana-mana. Hebatnya, keberadaan jejak-jejak itu bisa ditelusuri oleh Google.

Blog yang saya gunakan sekarang ini adalah metamorfosis dari beberapa blog sebelumnya. Diawalnya sempat menggunakan Blogger dari group Google, ketika saya mencoba WordPress, saya langsung pindah ke wordpress.  Blog saya di di wordpress ada http://www.taolobutala.wordpress.com yang sudah terminated, kemudian blog berbayar dengan basis wordpress yaitu http://www.togarsilaban.com juga sudah ditutup. Sebenarnya blog sekarang ini ada beberapa varian, yaitu yang dipublish secara terbatas, dan yang dummy.

Saat ini saya mengelola beberapa blog sekaligus yaitu Ompu Tonggi, blog tentang ibu dan orang tua saya. Untuk menghadirkan foto-foto saya juga punya blog gambar. Blog gambar ini saya buat untuk menyimpan foto-foto. Sebenarnya saya juga punya akun Flickr, Photobucket, Pinterest, bahkan Slide. Tapi kapasitas menyimpan foto secara gratis di media-media itu sangat terbatas. Itulah sebabnya saya buat SilabanPictures.

Saya juga menjadi admin untuk sebuah situs yang mempromosikan reformasi birokrasi (Inspire). Saya juga menjadi salah satu kontributor untuk situs orang nomor dua di negeri ini.  Situs terakhir ini adalah situs serius yang dikelola oleh lembaga resmi. Selain itu saya masih menyempatkan diri jadi salah satu Kompasianer.

Di media sosial, saya punya akun kelompok  Google (Google Plus, YouTube, Google Drive dll). Twitter dan Facebook melengkapi jaringan media sosial saya. Untuk koleksi buku saya bergabung dengan Goodreads, sementara untuk jaringan profesional saya ikut juga di LinkedIn. Sebenarnya masih ada akun di Tumblr, Stumbel Upon dan Pinterest.

Di Facebook saya menjadi admin dari beberapa fan page seperti Silaban Brotherhood, page Inspire, Tao Silaban, Alumni PIM2/XXIV A dan page pribadi Togar A. Silaban. Keterlibatan saya di page-page itu boleh dibilang berjalan begitu saja. Tidak semua page aktif, saya tidak punya cukup waktu untuk mempromosikan semua page itu. Di Twitter saya menjadi follower dari beberapa tokoh seperti Paus Benedict, Presiden Barack Obama, Oprah Winfrey dan Todung Mulya Lubis. Diantara para tokoh itu, Obama yang paling banyak twitting. Tapi menurut informasi Twitter Barack Obama itu dikelola oleh staf Obama, artinya bukan ia pribadi yang aktif twitting. Sejak Paus Benedict punya akun Twitter, saya baru baca sekitar tiga twitting beliau yang terbaca oleh saya. Pengikut (follower) saya di Twitter cuma 87 akun, sementara saya mengikuti (following) 48 akun.

Untuk Facebook, sampai posting ini ditulis, saya punya 1.021 teman, ada sekitar 146 orang lagi yang menunggu untuk di konfirm menjadi teman.  Dari sejumlah teman itu, banyak yang saya tidak pernah bertemu. Banyak yang saya konfirm karena alasan solidaritas, bukan karena mengenal mereka sebagai teman dalam arti yang sesungguhnya. Ada beberapa teman FB yang sudah saya remove dengan alasan akun mereka kasar, vulgar, tidak sopan dan sejenisnya.

Saya memanfaatkan status teman-teman FB untuk mengenal sebagian perilaku orang. Dari status yang saya baca itu, saya dapat melihat “gambar” karakter manusia. Ada yang lucu, dan saya suka itu. Ada yang resah, gelisah, saya jadi prihatin. Ada yang serius, ada juga yang bisa memberi inspirasi. Ada yang religius, layaknya merka adalah malaikat Tuhan yang hadir melalui FB. Ada juga yang “terbaca” sebagai status palsu, bahkan akun palsu.  Sebagian mengolok-olok orang lain, menyalahkan, menghakimi dan bahkan menghujat.  Tidak sedikit yang merasa pintar dan seolah menggurui orang lain.

Like daku, kau ku share. Saya tidak terlalu rajin memberi jempol (like) pada entry di dunia cyber, tapi kalau benar-benar bagus, saya tak segan-segan untuk memberi like dan men-share. Saya berusaha memetik hikmah dari status-status yang saya baca. Adakalanya saya berpikir jangan-jangan saya adalah cerminan dari status-status teman di FB  itu. Meski saya tidak menuliskannya secara langsung di FB, bisa jadi status teman-teman itu juga adalah sebagian dari diri saya.

Kadang saya bertanya dalam hati apakah saya merasa terbantu dengan semua itu, atau malah mendapatkan beban tambahan dalam kegiatan saya.

2 thoughts on “Like daku, kau ku share

Leave a comment