Tao

Menurut turi-turian, atau legenda, pada jaman dahulu ada dua orang sakti yang berseteru. Karena kesaktiannya, mereka adu tanding tidak secara langsung, melainkan bertarung menggunakan senjata masing-masing. Orang sakti pertama melemparkan losung (lumpang) ke arah kampung orang sakti kedua, lalu orang sakti kedua melemparkan pinggan (piring) untuk membalas. Losung dan pinggan “dipahabang”, diterbangkan, beradu di udara dan jatuh ketanah. Losung jatuh di daerah Silaban dan kemudian terbentuk lubang besar yang menjadi danau. Danau itu kemudian disebut Tao (danau) Lobutala. Ada juga yang menyebutnya Tao Silosung. Pinggan yang jatuh di daerah Lintong ni Huta juga membentuk lubang besar di tanah dan juga menjadi danau, dan disebutlah danau (tao) Sipinggan.

Sudut lain dari Tao Silaban

Tao Silaban dengan latar belakang perbukitan

.
Peseteruan kedua orang sakti itu sedemikian hebat, konon bila air dari Tao Lobutala digabung dengan air dari Tao Sipinggan ke dalam gelas atau botol, maka botol atau gelas akan pecah. Konon air dari kedua tao itu tidak mau bertemu. (saya belum pernah lihat faktanya). Begitulah legendanya turi-turian.

Sejak lama, warna air Tao Lobutala bisa berubah. Soal warna air, memang saya pernah lihat ada perubahan. Tapi ada penjelasan yang logis untuk perubahan warna itu. Perubahan warna terjadi, karena di dasar tao terdapat ganggang dan lumut, yang pada suatu saat dapat berubah warnanya dari biru menjadi merah. Sehingga memantulkan warna yang berubah ke permukaan air.

Satu sudut lain dari Tao Silaban

Foto lainnya

Sudut lain Tao Lobutala

Luas tao ini hanya sekitar 10-12 hektar, (mungkin belum pernah dihitung). Fakta lainnya adalah (sepanjang pengetahuan saya), Tao Lobutala belum pernah kering, meski tidak ada sungai yang mengalir kesana. Jadi airnya murni berasal dari mata air ditambah dengan air hujan. Walau begitu, beberapa tahun terakhir, permukaan air agak menyusut dibanding belasan tahun lalu. Ini mungkin disebabkan perubahan vegetasi penutup daerah tangkapan air (catchment area) dari Tao Silaban. Tadinya banyak pohon yang menangkap air, sekarang pohonnya sudah berkurang.

Kalau air sudah berkurang, dikhawatirkan suatu saat tao ini bisa mengering, padahal Tao Lobutala, adalah sumber air bagi kehidupan sehari-hari warga disekitarnya. Air tao digunakan sebagai air minum, mencuci dan mandi. Bahkan, kerbaupun sering mandi di tao. Karena itu, sudah perlu diatur penggunaan tao, agar dapat lestari dan bertahan untuk anak cucu.

Beberapa huta (dusun) mengelilingi Tao Lobutala yang ditinggali oleh turunan marga Silaban. Dusun itu adalah Lumban Silintong, Huta Godang, Sosor Ni Apoan, Paramaan, dan Sosor. Masing-masing dusun ditinggali oleh sekelompok keluarga. Togar Arifin Silaban (Datu Mangambe-12), dilahirkan di huta Lumban Silintong.

Tao Lobutala, dapat ditempuh dari Lintong Ni Huta, ke arah Dolok Sanggul. Setelah melewati “Sipontas”, dan sebelum Tugu Datu Mangambe Silaban, maka ada jalan ke sebelah kanan. Sekitar satu kilometer dari pertigaan ini (masyarakat setempat menyebut pertigaan ini, “Sirpang Tao”), terdapatlah Tao Lobutala. Luasnya sekitar 10-12 hektar, (mungkin belum pernah dihitung ?).

39 thoughts on “Tao

  1. For people who love to swim plus enjoy the water, a peedo wimwear is definitely the
    tp choic for them. To get even more savings on men’s designer clothes, try to hunt for coupon codes and time your shopping spree to coincide with seasonal sales and deep discount controls.
    com compare prices feature, I looked up the Canon Power – Shot S95 Black Digital Camera and instantly found seven online retailers that
    offer the camera.

    Like

  2. And after you know that, you really need to focus on your opponents.
    Just give them an invitation to play and if they join up,
    you get the credit. Fifth, don’t fold right at the end, unless
    you truly have nothing worth playing.

    Like

  3. A person necessarily help to make critically articles
    I would state. That is the very first time I frequented your website page and up to now?
    I surprised with the analysis you made to make this
    actual post incredible. Fantastic task!

    Like

  4. Terimakasih kepada semua yang sudah membaca, terutama yang sudah memberi komentar. Maaf, saya tidak sempat menanggapi setiap komentar. Semoga anda semua selalu mendapat berkat dari Tuhan.

    Like

  5. horas…. amang uda..?
    dianggo lakkahu silaban ponjot do..no.13…
    hami masiangkangan ni ompu diujung sahat…
    molo bonapasogit nami..sian topi tao ima..uda….
    jala pas ditopi ne tao ima…tambak nami..
    jala disi do tong bagas ni amang udahu…

    Like

  6. Saya Binghot Silaban, lahir dan besar di Silaban Siponjot sekitar 750 Mtr dari Tao Silaban.
    Tao Lobu Tala atau Tao Silosung atau lebih dikenal Tao Silaban telah menjadi topik yg hangat dibicarakan. Secara de facto bahwa Tao Silaban berada di wilayah perkampungan Silaban tepatnya desa Siponjot Kec. Lintongnihuta, namun dari cerita legenda/dongeng (yang secara hukum tidak dapat dipertanggungjawabkan) bahwa Tao Silaban tersebut dulunya perkampungan marga Lubis ataupun Pasaribu. Oleh sebab itu jika terjadi klaim dari pihak Pasaribu ataupun Lubis, menurut hemat kami bukanlah yang menuju kebaikan tapi justru menimbulkan kontra versi terutama terhadap marga Silaban yang secara turun temurun tinggal di daerah atau sekitar Tao tersebut. Untuk itu niat mau di Aktakan Tao tersebut sebaiknya harus berpikir rasional dan mempunyai dasar yang kuat oleh marga Lubis atau Pasaribu. Sekian & terima kasih. Tuhan memberkati.

    Like

  7. Horas…↲Sifat selalu ingin menguasai dan memiliki (sendiri) adalah salah salah satu sifat orang Batak yg khas.↲Saya tidak menyangkal tentang adanya legenda asal muasal tao Silaban ini, tapi tentu saja saya tidak percaya kalau Tao Silaban dan tao lainnya terbentuk oleh magic.↲Itu mungkin sinetron di TPI dulu.↲Aneh kalau zaman sekarang ini masih ada yg percaya kalau peperangan 2 datu merupakan asal muasal terbentuknya Tao Silaban.↲Geli aja dengarnya, Bro…↲Hari genee gitchu loohh…

    Like

  8. Tao????….klo urusan klaim kenapa dari zaman dulu Tao itu gak dijaga pasaribu/Lubis dengan pasukan kerajaannya…jadi klo sudah begini jangan ungkit siapa pemiliknya tapi lihat sejarah perjalan panjang tao itu bersama Siapa Tao itu selama ini dan Siaapa yang merawatnya selama ini….yah klo sudah tau dengan siapa dia selama ini yah miliknyalah itu. Sebagaimana kita memiliki warisan tanah turun temurun dari nenek moyang kita yang merupakan hasil perjuangan keringat.

    Horas….
    Franky Fransiskus Silaban

    Like

  9. Horas ma dihita sudena
    sewaktu kecil dulu, oppungku pernah bawa kami semua cucunya berenang di tao itu, mengenai larangan mencampur air dari kedua tao kayaknya itu emang benar, mengenai status tao itu saya menyesalkan kenapa sejak dulu ga ada pihak lubis&pasaribu yang mau memberi perhatiannya atas klaim kepemilikan tao ini, saya sependapat dgn sodara sanglan ttg status nomaden ompunta sijolo-jolo tubu i, jd sah-sah aja klo secara hukum marga silaban yg sudah menempati tanah itu turun temurun >30thn secara wilayah administratif menjadi milik marga silaban,
    namun ada baiknya pihak lubis&pasaribu mengirim utusan pada saat partangiangan silaban sedunia 10 okt 2010 nanti di silaban rura, mungkin disana bisa diadakan sesi khusus diskusi antara silaban-lubis-pasaribu tentang status tao itu, krn menurut hemat saya timing nya itu sdh tepat banget, karena saya berharap supaya polemik kepemilikan tao ini tidak berkepanjangan, sekaligus saat partangiangan silaban sedunia nanti, salah satu agendanya membahas visi,misi&program pomparan silaban terhadap tao itu supaya memberikan dampak ekonomis tambahan utk penduduk sekitarnya (misalnya menjadikannnya salah satu daerah tujuan wisata di humbang has) , kita juga ikut menyuarakan agar pemkab humbang mengalokasikan APBD-nya utk pengembangan pariwisata di tao itu, gimanapun kelak hasil kesepakatannya, kita semua kelak semua pomparan silaban,lubis,pasaribu tidak salah kaprah menjelaskan saat mengajak anak cucu kelak liburan ke tao itu
    Anggiat ma dang melekat be sebutan peta kemiskinan i tu hutantai
    songoni ma jolo saotik tanggapan ngawur sian hami, botima, mauliate, GBU

    Like

    • Horas!
      Saya bernama Maraden Lubis, pernah mendengar adanya Tao Silosung & Tao Sipinggan. Sudah sejak lama saya berkeinginan utk melihat secara langsung ke 2 Tao tersebut. Puji Tuhan akhirnya keinginan tersebut dikabulkan oleh Tuhan tepatnya di tanggal 6 Feb 2011. Pertama sekali saya pergi ke Tao Silosung. sekitar 1 jam kurang lebih saya pergi ke Tao Sipinggan dgn hari yg sama. Saya sangat & sangat senang juga sangat menikmati pemandangan ke 2 Tao tersebut. Pd saat saya melihat Tao Silosung, saya hampir meneteskan air mata krn saya melihat hampir disetip pinggiran Tao Silosung dipenuhi beberapa sampah. Padahal saya jg melihat saudara2 saya yg tinggal didaerah tersebut juga mandi di Tao itu. Setelah itu saya pergi ke Tao Sipinggan dgn penuh semangat. Setelah sampai di Tao tsebut tiba2 saya terdiam melihat suasananya yg begitu ” Hening” tersendiri dr pemukiman penduduk. Saya berkata dlm hati saya, ” Aku senang bisa melihat Tao Sipinggan, Taonya marga Pasaribu, Aku jg datang kemari bukan utk membuat masalah, tetapi krn saya ingin sekali melihat Tao saudaraku Tao Pasaribu”. saya jg berkata dlm hati saya, sekalipun saya marga Lubis, ijinkan aku bisa melihat Tao ini dgn tenang. Krn aku datang dgn Hati yg tulus & iklas”. Kiranya hubungan Keturunan Marga Lubis & Pasaribu semakin baik buat hari2 kedepannya khususnya buat generasi muda.

      Like

  10. salam kenal buat semua yang ada di blog ini. mengenai milik siapa Tao Sipinggan dan Tao Silosung itu tidak usah kita perdebatkan. saya rasa, bisa kita buat seminar tentang itu. kita ajak aja orang2 tua yang kira2 memahami sejarah itu. Karen kalau kita yang berdebat, kita aja tidak mengetahui semuanya, oke…?

    Like

  11. Salam, dari Sanglan
    Tentang Tao Lobutala di Silaban, saya adalah warga Lumban Silintong, yang lahir dan besar di pinggiran Tao Lobutala rumah orangtua saya +/- 150 meter dari tao tersebut sehingga pendapat saya buat lae marga lubis dan pasaribu yang tercata dalam legenda terjadinya tao tersebut agar bahu membahu dengan marga Silaban untuk membuat Tao tersebut menjadi sumber inspirasi sinergy menggali sejarah dan membuat hal tersebut untuk nilai tambah bagi daerah dan penduduk dilingkungan tao tersebut, termasuk bagi Lae-Lae keturunan Datu Dalu dengan Sahang Maima. Sejak datu Mangambit naik dari Tipang ke daerah tersebut yang mengusahakan daerah tersebut adalah mereka, jaman dulu tanah tidak bersertifikat dan hidup orang berpindah-pindah dari suatu tempat ketempat yang lain, atas kampung yang ditinggalkannya tidak dipersoalkan karena kampung yang baru dihuninya juga mungkin bekas kampung yang orang lain yang sudah meninggalkan kampung tersebut. Sama dengan Huta Sipagabu yang dibuka oleh Raja Pandua, ketika dia meninggalkan kampung itu maka kampung tersebut dihuni oleh orang lain/ saudarannya yang lain maka pinomparni raja Pandua sampai dengan saat ini tidak memikirkan mensertifikatkan kampung tersebut, namun satu hal agar ladang (pargadongan) yang dipikka Pandua dan diwariskan kepada keturunannya tidak serta merta untuk diambil oleh penghuni huta tersebut. Demikian jugalah halnya dengan tao Lobutala tersebut mari kita bersinergi dengan pihak siapa saja menjadikan hal tersebut menjadi bahan kajian pengetahuan sejarah, lestarikan, dan kembangkan daerah tangjkapan air sekitarnya agar tetap eksis.
    Bila dibutuhkan informasi atas kesakisan dan pengalam kami sebagai warga yang lahir, tumbuh disekitar tao tersebut kami dengan senang hati berbagi pengalaman maka hubungi kami di email. sanglan@ymail.com. Tuhan Yesus Memberkati Pembaca.

    Like

Leave a comment