Penembakan di Santa Cruz, Dilli, dalam ingatan.

Suara rentetan tembakan terdengar cukup jelas. Orang-orang berhamburan, lari menyelamatkan diri, sambil berteriak-teriak. Beberapa orang berlari ke kuburan, mereka bersembunyi dibalik nisan. Tembakan terus terdengar, gambar menjadi tidak teratur, karena perekam gambar juga ikut berlari, bersembunyi dibalik nisan di pemakaman Santa Cruz Dilli Timor Timur.

Video tentang penembakan di Santa Cruz Dilli pada tahun 1991, disiarkan secara internasional oleh CNN. Seingat saya dalam satu hari, gambar-gambar itu ditayangkan beberapa kali di CNN. Seluruh dunia menyaksikan bagaimana penembakan secara sporadis yang mengakibatkan korban tewas berjatuhan. Dunia mengecam Indonesia, karena telah melakukan pelanggaran HAM berat di Santa Cruz.

Tak banyak yang dijelaskan dari tayangan CNN itu, tidak juga ada informasi tentara dari satuan mana saja yang terlibat dalam penembakan. Dari sisi Pemerintah Indonesia, jelas bahwa Panglima Teritorial wilayah setempat (Pangdam), secara administratif, dinilai bertanggung jawab atas kasus itu. Maka sebagai konsekuensinya “The Rising Star General” (pada waktu itu), Mayor Jenderal Sintong Panjaitan dicopot sebagai Pangdam Udayana.

Saya masih tidak bisa melupakan tayangan CNN itu, karena beberapa hari kemudian, saya dan beberapa orang teman mahasiswa penerima beasiswa yang disponsori CIDA (Canada) diberitahu bahwa Pemerintah Canada menghentikan beasiswa CIDA sebagai protes terhadap Indonesia karena kejadian di Santa Cruz, Dilli. Kami yang sedang berada di Winnipeg, Canada, diberitahu oleh Prof. Booy, Direktur Beasiswa Internasional University of Manitoba. Untungnya beasiswa bagi mahasiswa yang sedang belajar di Canada tidak langsung dihentikan. Jadi kami masih bisa bernafas lega, tidak langsung pulang dari Canada tahun 1991 itu. Kami masih diperbolehkan menerima beasiswa sampai menyelesaikan kuliah. Tapi kerjasama CIDA Canada dengan Indonesia tidak diperpanjang lagi. Akibatnya pada waktu itu mereka yang sudah sempat ikut seleksi beasiswa CIDA, tidak jadi berangkat ke Canada.

Itulah kejadian Santa Cruz yang masih tertinggal dalam ingatan saya.

One thought on “Penembakan di Santa Cruz, Dilli, dalam ingatan.

  1. Pak Togar:
    Bukunya saya sudah beli tadi malam di Gramedia Matraman dan waahhh, yang beli kebanyakan soldadu2 sdan cendekiawan. Coba deh disana!
    Hans

    Like

Leave a comment