Eco-Valentine untuk menghambat pemanasan global

Akhir pekan ini, sebagian orang, terutama kaum muda, akan merayakan hari Valentine. Di Indonesia, perayaan hari Valentine, 14 Februari,  semakin tahun semakin ramai. Orang muda sibuk menyiapkan perayaan hari kasih sayang.  Mereka ingin membuktikan betapa besar cinta kasihnya kepada pasangannya,  orang-orang yang disayangi. 

Meski bukan berakar dari budaya Indonesia, tapi karena Valentine adalah untuk mempererat cinta kasih, tidak ada salahnya menyatakan kasih sayang pada saat hari Valentine. Kini,  perayaan Valentine dapat juga digunakan sebagai kampanye menghambat laju pemanasan global (global warming).  Perayaan Valentine dipilih dengan tema eco-valentine atau green valentine.

Perayaan Valentine akhir pekan ini, bisa dicoba dengan tema Eco-Valentine, suatu perayaan dengan kegiatan yang berbeda.  Valentine adalah perayaan  cinta kasih, tidak selalu harus dilakukan dengan pemberian hadiah yang mahal kepada orang yang dicintai.  Cinta kasih tidak hanya untuk satu orang, tapi untuk banyak orang, bahkan cinta kasih diberikan kepada alam lingkungan. Sekarang saatnya merayakan Valentine yang ramah lingkungan.

Merayakan Valentine dengan mengajak orang terkasih berperahu bersama disore hari, menikmati suasana senja, disertai pemberian sekuntum mawar dan kata-kata mesra nan lembut, merupakan Valentine yang sangat indah. Suasana romantis dan perlakuan lembut jauh lebih berarti dari hadiah emas permata.
Gunakanlah kano dengan dayung, dan jangan pakai perahu bermotor yang dapat mengotori perairan dan menambah emisi gas CO2 diudara.  Dengan Valentine seperti itu, anda sekaligus sudah ikut menyelamatkan lingkungan.

Bagi yang tinggal jauh dari danau atau pantai, Valentine dirayakan dengan pergi bersepeda ke taman bersama orang yang dikasihi. Jangan gunakan mobil atau sepeda motor, karena mobil dan sepeda motor akan memboroskan bahan bakar dan mengeluarkan CO2. Bersepeda berdua selain membuat tubuh lebih sehat, tapi juga membangun suasana kemesraan dengan orang yang dikasihi.

Bunga mawar adalah tanda cinta kasih. Berikanlah mawar produksi lokal kepada kekasih. Jangan beli mawar impor, selain harganya lebih mahal, mawar impor menempuh perjalanan yang sangat jauh dari tempat asalnya. Selama perjalanan, mawar impor diangkut dengan pesawat terbang dan kendaraan, menghabiskan bahan bakar yang cukup banyak dan mengeluarkan emisi gas rumah kaca yang besar. Untuk sampai di toko bunga, mawar lokal menggunakan enerji jauh lebih sedikit ketimbang mawar impor, karena perbedaan jarak tempuh dari pusat produksi. Sehingga emisi gas rumah kacanya jauh lebih rendah.

Kartu merupakan pelengkap Valentine.  Siapkanlah kartu Valentine yang menggunakan kertas yang bisa di daur ulang, atau bahkan kartu dari kertas hasil daur ulang.  Kertas hasil daur ulang mungkin tidak seindah kertas non-daur ulang. Tulislah di kartu Valentine anda, betapa anda menyayangi kekasih anda, dan betapa anda juga menyayangi bumi tempat tinggal bersama. Jadi meski kartu daur ulang tidak terlalu indah penampilannya, tapi bisa menyelamatkan  sejumlah pohon yang ditebang untuk membuat pulp.

Dengan merayakan eco-valentine, anda menjadi bagian dari jutaan warga bumi yang sedang berupaya menghambat laju global warming.  Bumi cuma satu, yang akan menjadi tempat anak cucu kita. Mereka berhak mendapatkan warisan bumi yang nyaman dan layak ditinggali. Bukankah Valentine wujud kasih sayang, termasuk kasih sayang kepada anak cucu generasi yang akan lahir 50 tahun dari sekarang. Eco-valentine,  adalah cinta kasih universal kepada manusia, kepada bumi  yang sekarang dan bumi yang akan datang.

4 thoughts on “Eco-Valentine untuk menghambat pemanasan global

  1. Untuk mengurangi pemanasan global, mari kita kurangi CO2, baik dari kendaraan bermotor, listrik, ataupun industri. Saya membaca satu poster di salah satu industri elektronik besar di Bekasi, bahwa “setiap penghematan listrik 1 KWh = pengurangan CO2 sebesar 0,712 Kg”, berarti setiap orang bisa ikut aktif dalam mengurangi pemanasan global, paling tidak dengan menghemat pemakaian listrik setiap bulannya.
    Dari manakah penghematan signifikan yang bisa kita dapat? Menurut penelitian yang dilakukan oleh salah satu BUMN di gedung2 komersial, pemakaian mesin pendinginlah (AC, chiller) yang paling besar memakai daya listrik, sekitar 60-70% dari seluruh tagihan listriknya.
    Dan tahukah teman2 Mesin pendingin menggunakan Freon (CFC, HFC, HCFC) sbg bahan pendinginnya, didalam freon mengandung Chlor & Fluor. Chlor adalah gas yang merusak lapisan ozon sedangkan Fluor adalah gas yang menimbulkan efek rumah kaca. Global warming potential (GWP) gas Fluor dari freon adalah 510, artinya freon dapat mengakibatkan pemanasan global 510 kali lebih berbahaya dibanding CO2, sedangkan Atsmosfir Life Time (ALT) dari freon adalah 15, artinya freon akan bertahan di atsmosfir selama 15 tahun sebelum akhirnya terurai.

    Like

  2. Senang ada yang punya pendapat berbeda tentang pemanasan global.

    Kalau saja ada data-data yang lebih lengkap dan penelitian yang cukup yang mendukung bahwa pemanasan global adalah fiksi, saya akan sangat senang mempelajarinya.

    Di sisi lain, ada ratusan ilmuwan yang melakukan penelitian dan membuat banyak model yang menunjukkan bahwa pemanasan global bukanlah fiksi ilmiah. Para ahli itu terutama yang ada di UNFCCC (United Nation Framework Convention on Climate Change), IPCC (Inter-governmental Panel on Climate Change), bekerja secara profesional. Mereka bisa diminta pertanggung jawabannya secara ilmiah maupun secara finansial.

    Like

  3. Horas…
    nice to know this web..
    I can get many knowledges that suitable with my field’s background in environmental engineering include this recent article..

    Like

  4. pemanasan global adalah fiksi ilmiah yang dipaparkan oleh ilmuwan untuk mengeruk keuntungan dari perobahan gejala alam,hal ini kita lihat dari satu contoh misalnya indonesia menawarkan diri menjadi kakus bagi dunia industri dengan imbalan uang yang diambil oleh presiden dan menteri kehutanan padahal yang namanya tumbuhan hanya menguraikan gas Carbondioksida bukan carbonmonodioksida hasil limbah pabrik, perubahan ini wajar karena bumi kita adalah planet yang aktip dimana ini adalah awal sebuah era menuju evolusi baru dengan semboyan yang sama yaitu mahluk yang kuatlah yang akan tetap bertahan hidup,kalau kurang yakin coba tanya dengan buaya.

    Like

Leave a comment