Merubah paradigma pengelolaan lingkungan menjadi peluang bisnis

Di wilayah Pulau Kyushu, Jepang, terdapat beberapa lembaga yang peduli tentang lingkungan hidup seperti  K-RIP (Kyushu Recycle and Environmental Industry Plaza), KICS (Kitakyushu Independent Business Consortium for Sustainable Development), dan KITA (Kitakyushu International Techno-Cooperative Association). Lembaga ini merupakan organisasi mitra bagi pemerintah setempat dan stakeholder yang secara khusus mempromosikan permasalahan lingkungan hidup dan mengupayakan solusi yang paling optimal. KICS dan K-RIP adalah organisasi dari dunia usaha (terutama industri manufaktur) yang memfasilitasi dan mempromosikan industri berwawasan lingkungan hidup.  KITA adalah organisasi yang mengupayakan kerjasama teknis pengelolaan lingkungan yang berbasis di Kitakyushu. Lembaga-lembaga tersebut telah berhasil merubah paradigma pengelolaan lingkungan hidup di kawasan Kyushu. 

Di Jepang pada masa lalu, paradigma pengelolaan lingkungan dinilai sebagai komplementer (pelengkap) bagi pembangunan perkotaan dan pembangunan wilayah. Keberadaan KITA, KICS dan K-RIP di kawasan pulau Kyushu, telah berhasil merubah paradigma lama dan mengembangkan paradigma baru bahwa industri berwawasan lingkungan adalah sebuah keharusan dalam pembangunan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah suatu peluang bisnis yang menguntungkan. Kini dunia usaha di Kyushu telah meyakini bahwa pengelolaan lingkungan hidup adalah peluang bisnis menguntungkan yang akan terus dikembangkan.

Proses perubahan paradigma itu memerlukan kerja keras selama beberapa tahun, melalui suatu rangkaian dan tahapan sosialisasi dan pemahaman pengelolaan lingkungan. Proses pengembangan paradigma didukung oleh komitmen yang tinggi dari stakeholder lingkungan hidup di kawasan Kyushu. Kini, paradigma baru pengelolaan lingkungan akan disebarluaskan secara internasional ke seluruh kawasan Asia. Tahap pertama penyeberluasan ini telah dilakukan di Cina dan Korea.


/* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:”Table Normal”; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-parent:””; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin:0in; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:”Times New Roman”; mso-ansi-language:#0400; mso-fareast-language:#0400; mso-bidi-language:#0400;} Keberhasilan pengelolaan lingkungan di Jepang terutama di kawasan Pulau Kyushu, dengan perubahan paradigma bahwa pengelolaan lingkungan bukan komplementer terhadap pembangunan, tapi menjadi peluang bisnis yang menguntungkan (turning environmental cooperation into environmental business), dapat dijadikan referensi untuk mengembangkan pendekatan pengelolaan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia, khususnya di Surabaya. Diperlukan kajian agar penerapan pendekatan pengelolaan lingkungan seperti di Jepang dapat diadaptasi di Surabaya dengan mempertimbangkan kondisi sosial masyarakat Surabaya

Beberapa hal yang dapat dipelajari dan perlu di tindaklanjuti oleh Kota Surabaya antara lain adalah :

  • Pemerintah Kota Surabaya perlu memfasilitasi pengembangan konsep dan implementasi pengembangan peluang bisnis pengelolaan lingkungan hidup skala perkotaan.
  • Mengkampanyekan dan mendorong pengembangan lembaga kemitraan antara para stakeholder untuk pengelolaan lingkungan hidup perkotaan.
  • Meningkatkan peran kader lingkungan kota Surabaya dengan memperluas cakupan pengelolaan sampah berbasis komunitas, dengan kampanye pengurangan penggunaan tas (kantong) plastik di pusat-pusat perbelanjaan. Memberikan penghargaan kepada pusat-pusat (perbelanjaan) yang berhasil melakukan pengurangan (reduksi) sampah, dan diintegrasikan sebagai bagian dari ”Surabaya Green Clean Award”.
  • Meningkatkan kualitas pemilahan sampah di tingkat rumah tangga dengan menambah jumlah jenis yang dipilah.
  • Mengkampanyekan perubahan perilaku warga kota menjadi ”masyarakat hijau” (green lifestyle) di Surabaya.
  • Meningkatkan alokasi anggaran untuk kampanye pembangunan berkelanjutan pada berbagai SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Surabaya.

2 thoughts on “Merubah paradigma pengelolaan lingkungan menjadi peluang bisnis

  1. selain dampak ekonomi, bagaimana dengan dampak sosiologis atas kerjasama yang telah dijalankan oleh Surabaya, PUSDAKOTA, dengan Kitakyushu pak Togar?

    Like

Leave a comment