Perjuangkan masa depanmu nak !

Lebih dari 6 bulan terakhir, “ketegangan” menyertai kami di rumah. Sejak awal tahun ini anak sulung saya Daniel, mempersiapkan diri untuk masuk perguruan tinggi. Bagaimana tidak tegang, untuk bisa di terima di perguruan tinggi yang dicita-citakan bukanlah hal mudah sekarang ini. Banyak orang tua yang jauh lebih stress dari anaknya yang akan ikut testing. Saya dan istri, termasuk yang ikut dilanda “ketegangan” mencari perguruan tinggi untuk Daniel.

Daniel punya kemampuan yang cukup, tapi track-record nya turun naik. Kalau dia belajar sungguh-sungguh, nilai nya cukup meyakinkan. Tapi kalau kurang giat, maka nilainya berada di level rata-rata. Ini yang membuat kami di rumah menjadi was-was.

Saya dan istri sudah mencoba banyak hal membantu Daniel supaya bisa belajar dan mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Sebagai ortu, saya berusaha memberikan gambaran betapa ketatnya persaingan masuk perguruan tinggi pilihan. Perjuangan untuk mendapatkan satu seat di PTN pilihan ibarat perjuangan untuk lolos dari lubang jarum. Semua orang ingin mendapatkan “hot-seat” di PTN pilihan.

Seberapa besarpun usaha saya dan istri menggambarkan keras dan ketatnya persaingan mendapatkan hot-seat di PTN pilihan, tapi anak saya mungkin tidak sepenuhnya paham seberapa ketat sebenarnya persaingan itu. Daniel ikut bimbingan belajar dan mencoba bekerja keras, tapi mungkin semangat juangnya tidak sampai ke “tetes darah penghabisan”.

Begitulah, beberapa tes masuk PTN diikuti Daniel ikuti, mulai dari yang biaya pendatarannya Rp. 850.000, dan testnya di bulan Maret lalu, sampai test PTN yang biaya pendaftarannya Rp. 150.000. Pada bulan Maret Daniel ikut test yang minta sumbangan minimal Rp. 55 juta (kalau diterima), diikuti Daniel, hasilnya dia tidak lulus. Bulan Mei Daniel ikut test lagi (dinamai test terpusat), hasilnya tetap tidak diterima. Daniel mengakui, kedua test ini memang sulit sekali, terutama soal-soal Matematikanya.

Bulan Juni Daniel ikut lagi testing yang dilakukan secara Nasional. Peserta testing SNMPTN jumlahnya ratusan ribu orang dari seluruh Indonesia. Kali ini, nampaknya spirit Daniel sudah mulai “mengendor”. Saya terus mencoba menyemangati supaya tetap belajar sampai tetes keringat terakhir. Jurusan yang dipilih Daniel, adalah jurusan yang masuk kategori “paling tinggi“, jurusan yang dipilih oleh pelajar-pelajar jempolan dari seluruh negeri. Dan hasilnya, Daniel tidak lulus.

(Beberapa waktu setelah pengumuman SNPTN, secara tidak langsung Daniel “mengakui”, bahwa dia belum maksimal mempersiapkan diri untuk testing.)

Di bulan Juni itu juga Daniel ikut testing sekali lagi. Kali ini peserta dari seluruh Indonesia sekitar 113.500 orang (berdasarkan informasi di situs resmi STAN). Kali ini yang dituju adalah sekolah dimana mamanya Daniel dulu kuliah. Tanggal 3 Agustus lalu, pengumuman keluar, Daniel diterima bersama sekitar 3.700 calon mahasiswa lainnya.

Bulan September nanti, Daniel akan mendaftarkan diri menjadi mahasiswa baru di Sekolah Tinggi Akutansi Negara (STAN). Kampus Jurang Mangu di Bintaro Jakarta akan menjadi tempat Daniel mempersiapkan masa depannya. Daniel mengikuti jejak mamanya di perguruan tinggi yang menentukan masa depan mamanya.

Perjuangkan masa depanmu nak!, jangan sia-siakan masa mudamu. Belajarlah dengan sungguh-sungguh, pelajarilah kehidupan. Kami orang tuamu mendoakanmu. Semoga sukses menyertaimu.

2 thoughts on “Perjuangkan masa depanmu nak !

  1. Semoga sukses menyertainya, pak Togar; sukses untuk belajar maksimal dan dikuti oleh sukses sukses lainnya.

    Like

Leave a comment