Musik Klasik di Luar Ruangan Jakarta.

Minggu sore 8 September 2019 udara Monas sebenarnya cukup cerah meski terasa kering karena sudah lama Jakarta tidak diguyur hujan. Menjelang jam 18.00 WIB kerumunan orang sudah banyak memasuki pintu Monas bagian Tenggara. Semua bergerak mendekati panggung besar yang sudah terpasang lengkap di bagian Tenggara Tugu Monas. Panggung sederhana dengan backdrop sederhana dari lembaran multiplex tanpa dicat, dan tanpa dilapisi apapun. Backdrop itu hanya ditempeli tulisan: “Konser Akbar Monas 2019”. Di panggung sudah tersusun rapi kursi-kursi dan peralatan mikrofon serta dilengkapi light system di atas panggung. Di sisi kiri dan kanan  panggung tergantung loud speaker besar masing-masing 2 set di setiap sisi. Dari bentuk loud speaker, saya bisa melihat ini jenis loud speaker berkualitas tinggi. Itulah penampilan panggung sederhana, tapi lengkap.

Ya, hari Minggu itu diadakan konser musik klasik di lapangan Monas, Jakarta. Ini pertama kalinya dalam sejarah di Jakarta diadakan konser musik klasik di luar ruangan. Hebatnya lagi, penonton yang menyaksikan konser musik klasik ini tidak dipungut bayaran, alias gratis. Konser diprakarsai dan dilaksanakan oleh “Jakarta Symfonia Orchestra” dan “Jakarta Oratoria Society”, dua organisasi musik yang didirikan dan dipimpin oleh DR. Stephen Tong. Mereka menampilkan lagu-lagu klasik gubahan komposer dunia. Sesuai jadwal yang ditetapkan jam 18.30 konser dimulai dengan menampilkan beberapa lagu Nasional seperti Bangun Pemuda-Pemudi, Rayuan Pulau Kelapa. Lalu kemudian dinyanyikan juga lagu kebangsaan Indonesia Raya, yang dipimpin oleh conductor DR. Yahya Ling, di mana semua penonton diajak berdiri untuk menyanyi bersama.

“Rayuan Pulau Kelapa”, conductor: DR. Rebecca Tong

Lagu-lagu klasik diawali dengan “Light Calvary” karya Franz von Suppe, konser Akbar Monas 2019 menampilkan sejumlah musik klasik karya komposer dunia. Light Calvary seolah ingin menegaskan bahwa hidup (di Jakarta) harus semangat seperti prajurit yang akan maju ke medan perang. Semangat harus dibangkitkan dengan indah.
Itulah yàng menggema di Monas Minggu malam 8 September 2019. Ini untuk pertama kali nya pagelaran musik klasik diadakan di lapangan terbuka di Jakarta. Penampilan Jakarta Simfonia Orchestra (JSO) dan Jakarta Oratorio Society (JOS) cukup menawan. Jakarta membuat sejarah baru dengan pagelaran musik klasik secara outdoor.

“Voices of Spring” karya Johann Strauss Jr, conductor: DR. Rebecca Tong

Tidak terasa lebih dari 20 ribu penonton larut menikmati karya-karya agung dari komposer besar. Ada karya Johann Strauss, Mozart, dan sebagai pamungkas diakhiri dengan “Symphony No 9 4th movement” karya agung Beethoven. Gabungan antara Jakarta Symfonia Orchestra dan paduan suara Jakarta Oratoria Society terasa sangat kompak. Dr. Stephen Tong sebagai conductor mengakui sendiri bahwa paduan suara untuk menyanyikan karya Beethoven ini bukan main susahnya. Tapi malam itu, Jakarta Oratoria Society dilengkapi 4 orang solois menyanyikan dengan bagus dan diiringi orkestra yang apik. Sebagai konser musik klasik secara outdoor, acara Minggu malam itu sangat luar biasa. Penonton sangat antusias dan terpuaskan. Banyak penonton yang terpaksa duduk di rumput bahkan di landasàn Monas.

Salut untuk DR. Stephen Tong yang berhasil membawa Jakarta sejajar dengan kota-kota musik dunia. Sukses untuk JSO dan JOS. Sukses untuk Jakarta, semoga Jakarta bisa menyajikan lagi konser musik klasik di luar ruangan. Kalau konser seperti ini berlanjut secara reguler, Jakarta akan menyamai kota-kota musik dunia seperti New York, Milan, Berlin dan London yang sudah lebih dulu sering menampilkan konser musik klasik di luar ruangan. 

 

 

 

 

 

 

 

Leave a comment