Persiapan pelaksanaan car free day.

Semula saya sempat ragu, apakah hari tanpa kendaraan bermotor (car free day) bisa dilakukan tahun 2008 ini di Surabaya. Keraguan saya didasari pada pelaksanaan car free day (CFD) tahun 2002 yang menuai banyak kritik dari berbagai pihak. Pada waktu itu, Surabaya melaksanakan car free day di Jalan Pemuda. Kritik tajam bermunculan dari masyarakat bahkan dari lembaga-lembaga pemerintahan yang berada di Surabaya. Para pengkritik menolak kegiatan penutupan Jalan Pemuda dari kendaraan bermotor.

Kejadian di tahun 2002 itu masih membayangi saya. Tapi karena sudah kami programkan, maka saya harus memimpin teman-teman untuk melaksanakan car free day di Surabaya tahun ini. Untuk mengurangi resiko adanya kendala, saya melaporkan rencana kegiatan itu kepada walikota unuk meminta dukungan. Dukungan ini saya perlukan karena harus mengajak serta beberapa instansi dalam pelaksanaan di lapangan. Tidak terlalu sulit meyakinkan walikota, dukungan beliau kami dapatkan. Beliau berpesan agar dikordinasikan dengan instansi terkait.

Tahap berikutnya, kami harus kordinasi dengan bernagai pihak yang nantinya terlibat dalam pelaksanaan di lapangan. Sebelum rapat kordinasi dilakukan, kami melakukan kordinasi informal dengan Kasatlantas Polwiltabes Surabaya. Kebetulan Pak Kasatlantas baru sebulan bertugas di Surabaya, jadi kami belum tau bagaimana sikapnya. Saya lalu mengutus rekan sekerja, Pak Iman, untuk menghubungi Kasatlantas. Ternyata Kastlantas mendukung program CFD setelah mendapat penjelasan tentang tujuan kegiatan. Berbekal dukungan informal itu, kami lebih mudah dalam rapat kordinasi.

Pada rapat kordinasi, hal pertama yang saya jelaskan adalah tujuan diadakannya CFD, lalu kemudian saya menekankan bahwa Kasatlantas Polwiltabes Surabaya sudah setuju dengan program ini, sehingga beliau mendukung. Pernyataan itu sengaja saya tegaskan, dan hasilnya peserta rapat dari kepolisian, baik yang dari Polwil, Polres dan Polsek langsung setuju dan menyatakan siap mendukung pelaksanaan di lapangan. Kami lalu melakukan pembagian tugas pelaksanaan di lapangan, terutama pengamanan dari pihak kepolisisan, petugas dari Dinas Perhubungan, Satpol Pamong Praja, bahkan teman-teman dari Dinas Kebersihan juga siap mendukung.

Sambil menyepakati bahwa kami akan rapat sekali lagi untuk persiapan, pembagian tugas sudah disepakati. Kami dari BPLH menyiapkan semua dukungan administrasi bagi kelancaran kegiatan. Selain itu kami harus menyiapkan bahan sosialisasi. Saya sangat menekankan sosialisasi ini, karena keberhasilan pelaksanaan CFD sangat tergantung pada efektifitas sosialisasi. Hari Selasa 19 Agustus, kami mengadakan “talk show” di Radio Suara Surabaya, menjelaskan rencana pelaksanaan CFD di Surabaya. Sejumlah pendengar yang menelpon memberikan respon positif terhadap kegiatan itu. Malam sebelumnya saya sudah bertemu wartawan Harian Surya dan Jawa Pos, dua media itu memuat penjelasan saya di penerbitan hari Selasa, sehingga ketika talk show, liputan di kedua koran Surabaya itu membantu penjelasan di radio.

Besoknya kami mengadakan jumpa pers di Bagian Humas, meminta teman-teman wartawan membantu menyampaikan kepada masyarakat rencana pelaksanaan CFD di Surabaya. Berbagai pertanyaan wartawan, saya respon semaksimal mungkin. Tapi namanya wartawan, selalu saja ada pertanyaan tak terduga. Salah seorang wartawan bertanya, apakah sepeda motor yang dituntun, diperbolehkan melintas di Jalan Raya Darmo ketika pelaksanaan CFD. Pertanyaan ini menggelitik juga. Selain jumpa pers, kami juga menyiapkan spanduk, baliho dan poster. Sejumlah spanduk di pasang di tempat-tempat strategis. Poster-poster ditempel ditempat-tempat kegiatan masyarakat termasuk restoran, bahkan mobil. Terakhir, kami surati semua stasiun radio di Surabaya untuk mengumumkan rencana pelaksanaan CFD kepada semua pendengarnya.

Selain itu kami juga menyampaikan pemberitahuan melalui surat kepada pemilik bangunan sepanjang Jalan Raya Darmo dan sekiarnya, bahwa hari Minggu akan ada CFD. Para pemilik bangunan dan kegiatan agar menyesuaikan diri dengan keadaan selama 6 jam itu. Di sepanjang Jl . Raya Darmo, selain rumah tinggal, berbagai kegiatan komersial terdapat disana, ada apotik, restoran, bank, kantor bahkan rumah dinas Pangdam Brawijaya. Selain itu ada rumah sakit, dan hotel. Untungnya, Rumah sakit dan hotel mempunyai jalan akses lain, selain akses dari jalan Raya Darmo. Sehingga kegiatan di Rumah sakit dan hotel, tidak terlalu terganggu.

Begitulah, beberapa persiapan kami lakukan, tentu saja masih ada persiapan teknis lainnya, seperti penyiapan rambu dan lain-lain yang diperlukan di lapangan, termasuk menyiapkan snack dan air minum bagi petugas lapangan. Setelah semua persiapan dicek, pada hari Sabtu, saya masih menanyain staf saya, kalau-kalau ada yang masih belum beres. Akhirnya saya bisa agak rileks, setelah dilapori tidak banyak kendala, kecuali ada beberapa spanduk yang hilang.

3 thoughts on “Persiapan pelaksanaan car free day.

  1. mohon izin pak..bagaimana pengaruh adanya kegiatan car free day dan angkutan massal yang melewati jalan tsb ??apakah ada penolakan atau sebaliknya..terima kasih pak penjelasaanya..

    Like

  2. Pemilihan Jalan Raya Darmo adalah karena jalan itu merupakan pusat kota dan koridor utama Surabaya, dimana boleh dikata hampir semua orang Surabaya tau jalan raya Darmo. CFD ingin mendapatkan momentum yang tinggi, karena CFD sesungguhnya ditujukan sebagai gerakan moral kepedulian lingkungan.

    Kalau jalan Raya Darmo ditutup untuk kendaraan bermotor selama 6 jam, setidaknya warga Surabaya akan bertanya, KENAPA, dan APA TUJUANNYA. Kemudian melalui berbagai kesempatan, dijelaskan bahwa CFD adalah untuk menggerakkan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan. Idealnya setelah kepedulian itu, ada perubahan perilaku, perubahan gaya hidup dari yang sebelumnya tidak peduli lingkungan menjadi peduli.

    Like

  3. Kalau boleh tahu kriteria apa yang Bapak jadikan acuan penentuan jalan mana yang akan diterapkan program “Car Free Day” atau adakah pihak terkait yang menangani hal tersebut? Mohon bantuannya Pak, soalnya kriteria itu nanti akan kami jadikan bahan pembuatan skripsi kami sekaligus dapat kami sosialosasikan program “Car Free Day” tersebut ke teman-teman dan masyarakat sekitar agar tidak terjadi kesalahpahaman.

    Terima Kasih.

    Like

Leave a comment