Belajar Sepanjang Masa

Sejak dulu saya meyakini kalau belajar bisa dilakukan kapan saja, di mana saja dan tentang apa saja. Belajar yang formal maupun yang tidak formal. Belajar tidak formal dimulai ketika bayi berusaha mencari susu ibunya, meski ia tidak tau keberadaan ibunya, tapi secara naluriah seorang bayi akan berusaha mencari susu ibu. Itu sudah proses belajar. Secara formal seseorang dianggap belajar ketika mulai masuk ke lembaga pembelajaran atau lembaga pendidikan, apakah itu sekolah atau kelompok belajar. Proses belajar formal dan tidak formal itu berlangsung terus sampai seseorang merasa tak mampu lagi belajar, atau ketika seseorang tidak mau lagi belajar.

Saya menjalani proses belajar formal dan belajar non formal secara sengaja dan secara tidak sengaja. Belajar formal dilakukan karena sengaja sesuai dengan masanya. Ketika tiba saatnya masa usia sekolah, orang tua saya memasukkan saya ke sekolah dasar. Saya tidak pernah masuk TK, apalagi play group (kelompok belajar), karena di kampung saya pada saat itu belum ada kelompok bermain dan TK. Sambil saya menjalani proses belajar formal, saya juga belajar secara informal dari berbagai bentuk dan dari berbagai sumber. Setelah saya bekerja, saya tetap belajar di tempat kerja, belajar banyak hal, karena pekerjaan menuntut pemahaman dan penguasaan berbagai hal yang tidak saya dapatkan di proses belajar sebelumnya.

Latar belakang pendidikan formal saya adalah teknik lingkungan, saya bahkan berdingin-dingin pergi ke Winnipeg, Canada untuk mengetahui lebih jauh tentang teknik lingkungan. Tetapi ketika kemudian bekerja di kantor saya juga harus berhubungan dengan masalah transportasi perkotaan. Saya harus mengurus dan memfasilitasi proses perencanaan transportasi kota. Ironisnya saya harus berbulan-bulan memimpin diskusi dan rapat tentang transport planning. Awalnya karena ditugaskan secara terpaksa, saya tidak tau bagaimana memimpin diskusi para pakar transportasi, Saya tidak ngerti istilah teknis yang digunakan dalam perencanaan transportasi. Saya memimpin diskusi tapi isi diskusi lebih banyak yang tidak saya fahami.

Sehabis rapat saya coba pelajari secara cepat berbagai hal tentang transportasi, baca beberapa buku dan baca sejumlah laporan. Secara perlahan dan bertahap akhirnya saya mulai mengerti dan semakin bisa mengikuti diskusi. Pada diskusi-diskusi berikutnya saya sudah bisa mengendalikan jalannya diskusi. Itulah proses belajar yang saya alami belasan tahun lalu ketika Surabaya menyusun Integrated Transport Planning (SITNP) bersama konsultan ahli dari Jerman.

Sekarang, karena tugas, saya harus belajar tentang ekonomi, keuangan, tentang fiskal dan moneter. Sudah pasti ini pelajaran yang teramat sangat sulit bagi saya. Tak terpikir sedikitpun untuk mengurusi masalah moneter. Apakah saya bisa memahami persoalan fiskal keuangan dan moneter, saya tidak tahu. Tapi tugas mengharuskan saya membaca berbagai dokumen tentang kedua hal itu. Padahal saya sudah hampir memasuki usia pensiun sebagai PNS. Inilah pelajaran baru bagi saya, belajar sepanjang masa.

Foto di posting ini ketika saya belajar tentang listrik, tentang energi yaitu dengan melihat lokasi tempat akan dibangunnya PLTU di Batang, Jawa Tengah. Saya belajar tentang proses mewujudkan pembangunan suatu pembangkit listrik. Mungkin setelah resmi pensiun sebagai PNS tahun depan, saya harus belajar hal baru lagi. Siapa yang tahu apa yang akan terjadi esok?

Karena itu pula judul blog ini saya ubah menjadi “Belajar Sepanjang Masa”.

 

Leave a comment