… 87, butir-butir sedang bertugas, …

koran bekas ditinggal begitu saja ...

“…. tolong kerahkan butir-butir untuk segera membersihkan sisa-sisa koran…”

“…. siap ndan, segera dilaksanakan, 86....”

Itulah cuplikan pembicaraan lewat pesawat HT (handy-talky) Dinas Kebersihan & Pertamanan (DKP) yang saya monitor dari jam 7 pagi sampai menjelang tengah hari di Lebaran hari ini.  Saya stand-by on call di masa libur Lebaran ini, kalau-kalau ada kejadian penting yang harus segera ditangani di kota ini. Untuk itu saya dipinjami pesawat HT agar bisa memonitor kegiatan teman-teman di beberapa unit kerja. Salah satu yang saya pantau adalah frekuensi teman-teman Dinas Kebersihan & Pertamanan (DKP).

Kawan-kawan yang bertugas membersihkan sampah kota sudah mengantisipasi akan banyaknya koran bekas dan sampah lainnya dari beberapa lokasi di kota ini. Dari pengalaman di tahun-tahun sebelumnya, selalu saja koran bekas ditinggal begitu saja oleh para jamaah selesai sholat ied. Karena itu DKP sudah menyiapkan personil lapangan dengan dukungan beberapa pengawas yang memonitor keseluruhan kota. Para pengawas DKP dilengkapi dengan pesawat HT, sehingga komunikasi bisa lebih lancar.

Saya memonitor pembicaraan para pengawas lapangan itu, bagaimana mereka sibuk mengatur petugas lapangan yaitu para “pasukan kuning” yang harus segera membersihkan semua sampah yang tersisa selesai sholat ied di puluhan lokasi di Surabaya.

Pada awalnya saya agak bingung dengan istilah-istilah lapangan yang digunakan dalam komunikasi melalui HT. Salah satu yang membingungkan saya adalah istilah “butir-butir” yang sering diucapkan. Menurut pemahaman saya, butir-butir adalah partikel atau yang sejenisnya. Tapi setelah lebih kurang satu jam mengikuti komunikasi di HT, saya jadi mengerti bahwa “butir-butir” yang dimaksud ternyata adalah “pasukan kuning“, yaitu petugas pengumpul sampah di lapangan untuk dibawa ke gerobak dan selanjutnya ke truk pengangkut.

Di hari Lebaran, para butir-butir (pasukan kuning) ini tidak bisa mudik, mereka harus bertugas untuk membersihkan kota.  Seperti masyarakat lainnya, mereka juga ingin berkumpul bersama keluarga, tapi panggilan tugas untuk membersihkan kota secepatnya, mengharuskan mereka untuk selalu berada di lapangan.

Andai saja koran-koran bekas itu dikumpulkan oleh mereka yang habis menggunakannya, tentu saja tugas para butir-butir akan lebih ringan, dan mereka bisa segera kembali ke rumah atau bahkan segera bisa bertemu dengan keluarga besar.  Itulah para butir-butir DKP, mereka bekerja tanpa mengenal hari libur, meski upah yang mereka terima tidak seberapa. Tugas untuk menjaga kebersihan kota tidak boleh ditinggalkan.

Ternyata di Jakarta juga terjadi hal yang sama. Detiknews melaporkan pantauan di sekitar Mesjid istiqlal sehabis sholat ied.  Sholat Id di Mesjid Istiqlal juga menyisakan koran bekas bekas yang berserakan di sekitar mesjid. Seorang kawan di Facebook sampai mngupdate status yang menyatakan keprihatinannya dengan keadaan itu.

Padahal sangat mudah bagi para jamaah melipat koran yang baru saja mereka gunakan. Waktu yang diperlukan paling hanya sekitar 1-2 menit. Kalau saja semua jamaah melakukannya, tugas butir-butir akan menjadi sangat ringan, dan mereka ada waktu yang lebih banyak untuk merayakan Lebaran, seperti warga yang lainnya.

Selamat Idul Fitri kepada semua butir-butir, Pasukan Kuning kota Surabaya. Jasa anda di kota ini sangat besar untuk menjaga kota tetap bersih. Anda adalah pahlawan kota ini.

Pertanyaan:

1. Bisakah kita semua mengurangi sampah supaya tugas Pasukan Kuning menjadi lebih ringan ??.

2. Bisakah para pemimpin jamaah dalam khotbahnya mengingatkan agar sampah koran bekas dikumpulkan sendiri dan ditempatkan pada tempat yang disediakan ??.

3. Apa yang terjadi di kota ini seandainya Pasukan Kuning tidak bertugas selama seminggu ??.

4. Penghargaan apa yang semestinya diberikan kepada Pasukan Kuning ??

2 thoughts on “… 87, butir-butir sedang bertugas, …

  1. dang tusi be sukkun-sukkun amangboru…..

    bisa kah kita menikmati situasi ini?, annon molo didok siboan koranna be molo mulak, tor didok do mangorai halak martangiang,…tong muse repot

    Like

  2. Salut, malo do ompung mangida kejadian2 sosial songon on. Memang ima sipata, angka na gelleng manang na ‘sepele’ I dang diperdulihon. Hape ala ni na adong do na gelleng boi adong na balga. Boha do mambaen hal na balga hape holan paiashon na diibana pe dang olo? Topik na menarik do molo ditelusuri ompung muse pertanyaan nomor 3 I. Horas…

    Like

Leave a comment